Kata siapa pemasaran itu mahal, tapi hasilnya kurang maksimal? Dengan belajar marketing analytics, kamu bisa melakukan pemasaran yang lebih efektif dan efisien.
Memangnya, apa hubungan di antara budget dan analisis marketing? Selain itu, apa keuntungan lain dari kegiatan olah data ini?
Kenapa Harus Belajar Marketing Analytics?
Kita mulai dengan pentingnya mempelajari bidang ini.
1. Pentingnya data
New Breed Revenue menuliskan, dunia marketing telah banyak berubah.
Dulu, produk dipasarkan lewat banyak channel. Iklan-iklan pun ditayangkan di TV, dipasang di baliho, sampai dicetak di koran.
Ini bukanlah metode yang sempurna. Saat audiens membeli produk, kamu tak tahu mereka “datang” dari mana.
Apakah mereka tertarik karena iklanmu di baliho? Jangan-jangan, mereka membeli produkmu hanya karena iseng.
Nah, di masa kini, pemasaran lebih banyak dilakukan di dunia digital. Dengan bantuan teknologi, kamu jadi tahu “perjalanan” audiensmu.
Channel mana yang mendatangkan paling banyak pelanggan? Saluran mana yang ternyata kurang efektif? Kamu bisa mengetahui semuanya lewat data.
Data-data ini diolah melalui analisis marketing. Itulah mengapa, kamu harus belajar marketing analytics.
2. Mengurangi biaya yang tak perlu
Mengutip Looker, marketing sering punya budget yang besar. Nah, agar uang banyak ini tak sekadar dihabiskan, kamu butuh analisis marketing.
Dengan cabang ilmu ini, kamu bisa menilai sukses atau tidaknya suatu channel. Glints sudah sempat menyinggung hal ini di atas.
Ketika ada saluran yang kurang efektif, kamu tinggal mengevaluasinya. Kira-kira, apa yang bisa dilakukan agar channel tersebut lebih mendatangkan untung?
Dengan begitu, return of investment jadi bisa maksimal. Perusahaan tak perlu membuang uang untuk strategi yang kurang menghasilkan.
Tips Belajar Marketing Analytics
Sudah tahu pentingnya mendalami bidang ini? Saatnya membahas tips-tips mempelajarinya.
1. Mulai dari yang sederhana
Analisis marketing adalah gabungan data science dan pemasaran. Walau begitu, sebagai pemasar, kamu tak perlu merasa terintimidasi.
Seperti dituliskan Construct Digital, jangan langsung belajar data science, ya! Coba mulai dari apa yang kamu punya.
Coba lihat data-data yang familier di Google Analytics atau Google Webmaster. Kamu bisa mulai belajar dari sana.
Berapa orang yang mengeklik iklanmu? Berapa orang yang pergi ke landing page setelah membaca kontenmu?
2. Pahami berbagai metrik pemasaran
Misalnya, kamu membuat post media sosial. Ternyata ada banyak orang yang berinteraksi dengan post itu, di antaranya:
- Si A, hanya melihat post lalu pergi ke post lainnya.
- Si B, melihat dan memberi like ke post terkait.
- Si C, melihat post dan memberi komentar.
- Si D, melihat post dan memberi komentar, sambil me-mention orang lain.
- Si E, melihat post lalu mengunjungi landing page-mu.
Kelimanya sama-sama berinteraksi dengan post-mu. Akan tetapi, mereka ada di tingkat yang berbeda.
Ada audiens yang sekadar melihat saja. Akan tetapi, ada yang sampai tertarik dan mengunjungi landing page-mu.
Nah, data untuk kelimanya juga berbeda. Ada yang hanya berhenti di impression, namun ada yang sampai ke engagement.
Saat belajar marketing analytics, ini penting kamu pahami. Tiap metrik punya tujuan dan arti sendiri-sendiri.